Mungkin Anda tidak berasal dari: Indonesia. Jika perlu, ganti ke: United States
  1. Sensor konduktivitas LDL
  2. Teknologi

Teknologi sensor konduktivitas

Konduktivitas mengukur seberapa baik sebuah substansi menghantarkan arus listrik. Konduktivitas dipengaruhi oleh banyaknya ion bebas (garam, asam, alkali) di dalam media, dan oleh suhu media: makin banyak ion bebas, berarti makin tinggi konduktivitasnya. Sensor konduktivitas umumnya terdiri atas dua pelat logam yang bersentuhan dengan media. Jika ada dua elektroda yang dicelupkan ke dalam cairan konduktif, lalu kedua elektroda itu diberi tegangan listrik, arus listrik akan mengalir.

Ion yang bermuatan positif (kation) bergerak menuju elektroda yang bermuatan negatif, dan ion yang bermuatan negatif (anion) bergerak menuju elektroda yang bermuatan positif. Semakin banyak ion bebas di dalam media dan semakin tinggi konduktivitas listrik pada media, maka semakin tinggi arus listriknya.

Teknologi yang digunakan pada sensor konduktivitas berbeda-beda tergantung desainnya. Ada perbedaan antara sensor konduktivitas konduktif dan sensor konduktivitas induktif.

Sensor konduktivitas konduktif

Sensor konduktif LDL100

LDL100, seperti sensor konduktivitas pengukur langsung lainnya, memiliki dua elektroda logam. Perbedaan dalam desain kami adalah casing sensor dan tabung logamnya berfungsi sebagai elektroda pertama, dan ujung logam sensor berfungsi sebagai elektroda kedua.

Tegangan listrik diberikan di antara ujung sensor dan koneksi sekrup casing, lalu aliran arus listriknya diukur.

Catatan: Karena desain elektrodanya, LDL tidak direkomendasikan untuk digunakan pada pipa plastik.

Sensor konduktif LDL101

Berbeda dari LDL100, LDL101 tidak menggunakan casing sebagai elektroda, tetapi menggunakan dua elektroda berbentuk ring yang dipasang satu ke dalam yang lainnya. Tegangan listrik diberikan di antara elektroda bagian luar dan dalam, dan kemudian arus listriknya diukur.

Penting untuk diperhatikan bahwa tidak seperti LDL100, LDL101 memiliki konstanta sel yang tetap. Dengan software internal, konstanta sel yang berbeda dapat dipetakan untuk mencapai resolusi terbaik dalam seluruh rentang pengukuran sepanjang waktu. Jadi, LDL101 menawarkan berbagai fungsi dalam satu perangkat, sementara sensor yang lain membutuhkan banyak versi.

Sensor konduktivitas induktif LDL2xx

Sensor konduktivitas induktif terdiri atas dua kumparan logam yang dililit dengan kawat dan dibungkus dalam bodi plastik (ifm menggunakan PEEK untuk tujuan ini). Kumparan yang pertama (koil transmitter) menghasilkan tegangan listrik di dalam cairan. Tergantung pada konduktivitas medianya, arus bolak-balik akan dihasilkan. Kumparan yang kedua (koil receiver) menghasilkan medan magnet bolak-balik yang proporsional dengan konduktivitas media.

Pengukuran konduktivitas induktif memiliki beberapa kelebihan:

  • Ketahanan tinggi terhadap korosi berkat ujung PEEK.
  • Tidak sensitif terhadap padatan yang ada di dalam media sepanjang saluran pengukurannya tidak tersumbat.

Tahukah Anda?

Masalah yang umum pada ujung PEEK cetakan injeksi panjang adalah kecenderungannya yang mudah patah. Hal ini disebabkan oleh beban yang diakibatkan oleh fluktuasi suhu dan tekanan yang sering terjadi dalam aplikasi CIP.
Terbuat dari satu bagian, ujung ini memungkinkan material PEEK untuk memuai dengan merata saat terjadi perubahan suhu, sehingga tekanan dapat didistribusikan dengan lebih merata di sepanjang poros dan mencegah kemungkinan timbulnya titik penekanan. Ketersediaan mesin secara umum pun terjaga.

Pengaruh suhu terhadap sensor LDL

Konduktivitas material sangat tergantung pada suhu, kira-kira 1...5% per °C. Semua sensor konduktivitas memiliki pengukur suhu bawaan untuk mengompensasi perubahan suhu dalam media.

Grafik ini ditujukan untuk menunjukkan perbedaan antara konduktivitas yang dikompensasi dan yang tidak dikompensasi. Jika tidak dikompensasi (garis biru), konduktivitas akan naik atau turun berdasarkan suhu, artinya konduktivitas tidak lagi tetap konstan meskipun medianya masih sama. Jika dikompensasi (garis oranye), pengukuran akan tetap konstan dan konsisten. Hal ini membuat nilai yang diukur dapat dibandingkan pada waktu yang berbeda. Informasi lebih lanjut tentang kompensasi suhu dan cara menyesuaikannya dapat ditemukan di bagian kalibrasi.

Kalibrasi sensor LDL

Sertifikat pabrik gratis tersedia untuk setiap sensor konduktivitas ifm. Sertifikat ini dibuat langsung dalam tahap produksi dan diberi nomor seri. Sensor akan melewati berbagai stasiun kalibrasi, masing-masing dengan suhu dan konduktivitas yang berbeda. Dalam kalibrasi akhir, sensor dibandingkan dengan sensor referensi. Semua informasi ini tersedia pada sertifikat pabrik.
Download sertifikat pabrik secara gratis dari situs web kami. Pastikan Anda memiliki nomor seri sensor Anda untuk dimasukkan.

Kalibrasi lapangan

Sensor ifm sudah siap dipakai ketika tiba di tangan Anda. Tetapi, Anda masih bisa menyesuaikan sensor untuk media atau suhu referensi tertentu di lokasi Anda. Untuk itu, dua parameter "Gain kalibrasi CGA" dan "Kompensasi suhu T.cmp" dapat diatur agar sensor dapat disesuaikan dengan media referensi yang diketahui.

Gain kalibrasi [CGA]: menyesuaikan kurva pengukuran sensor ke nilai yang telah diketahui dari media referensi. Anda dapat mengatur nilai antara 80% hingga 120%. Untuk perhitungannya, nilai yang diketahui dibagi dengan nilai yang diukur.

Kompensasi suhu [T.cmp]: seberapa besar deviasi suhu dari suhu referensi (biasanya 25 °C) dapat menyebabkan perubahan konduktivitas.

  • Kompensasi dapat diatur dengan bebas antara 0 hingga 5%/K.
  • Kompensasi suhu bisa didapat dari lembar data media (untuk media berbasis air, standarnya adalah 2%) atau ditentukan dengan persamaan garis lurus dengan cara mengukur media yang sama dengan 2 suhu.

Menyesuaikan CGA dan T.cmp dapat meningkatkan akurasi, tetapi biasanya tidak perlu dilakukan.

Tanya-Jawab mengenai teknologi sensor LDL